DIRECT SEQUENCE SPREAD SPECTRUM (DSSS)

DSSS merupakan suatu metode untuk mengirimkan data dimana sistem pengirim dan penerima keduanya berada pada set frekuensi yang lebarnya adalah 22 MHz. Saluran yang lebar ini memungkinkan piranti untuk memancarkan lebih banyak informasi pada data rate yang lebih tinggi dibanding FHSS system yang ada sekarang.
Teknik spreading yang terkenal dan banyak dipilih para produsen dalam desain produk adalah Direct Sequence Spread Spektrum (DSSS). Sistem ini dipilih karena adanya kemudahan dalam mengacak data yang akan dispreading. Disamping itu, DSSS juga mempunyai unjuk kerja terbaik untuk gangguan noise dan anti jamming, serta paling susah untuk dideteksi. Dalam DSSS spreading hanya menggunakan sebuah generator noise yang periodik yang di sebut Pseudo Noise Generator. Namun ada kekurangan pada DSSS ini yang sering menjadi kendala dalam implementasinya, yaitu pada proses sinkronisasi sinyal yang diterima dengan sinyal dari generator noise lokal pada penerima.
DSSS menggabungkan sinyal data pada stasiun pengirim dengan suatu data rate bit sequence yang lebih tinggi, yang dikenal sebagai chipping code atau processing gain. Processing gain yang tinggi meningkatkan tahanan sinyal terhadap interferensi. Adapun standar processing gain dari FCC adalah minimum 10, seddangkan 802.11 IEEE menetapkan minimum 11.
Berikut blok diagram dari DSSS.
dsss-blok
Proses direct sequence memodulasi carrier dengan suatu code sequence. Jumlah “chips” dalam code tersebut akan menentukan seberapa besar penyebaran (spreading) yang terjadi, dan jumlah chip per bit dan laju code (dalam chip per detik) akan menentukan data rate. Adapun yang perlu diatur di dalam teknologi DSSS adalah band frekuensi dan pengaturan saluran.
-.Band Frekuensi.-
Pada 2.4 GHz ISM band, IEEE menetapkan penggunaan DSSS pada data rate 1 atau 2 Mbps menurut standar 802.11. Sedangkan untuk standar 802.11b (high-rate wireless) menetapkan data rate sebesar 5.5 dan 11 Mbps. Piranti IEEE 802.11b yang bekerja pada 5.5 atau 11 Mbps mampu berkomunikasi dengan piranti-piranti 802.11 yang bekerja pada 1 atau 2 Mbps karena standar 802.11b menyediakan backward compatibility. Atau dengan kata lain, user yang menggunakan piranti-piranti 802.11 tidak perlu mengupgrade keseluruhan piranti LAN nirkabel mereka untuk dapat menggunakan piranti-piranti 802.11b pada jaringan mereka. Sedangkan teknologi 802.11g menjadi teknologi 54 Mbps pertama yang memiliki backward compatibility dengan piranti 802.11 dan 802.11b. Teknologi 802.11g merupakan sistem direct sequence yang bekerja pada 2.4 GHz ISM band yang dapat mengirimkan data hingga mencapai data rate sebesar 54 Mbps.
-.Co-Channel.-
Berbeda dengan frequency hopping system yang menggunakan hop sequences untuk mendefinisikan saluran, direct sequence system menggunakan suatu definisi saluran yang lebih konvensional. Tiap saluran merupakan suatu band frekuensi yang bersebelahan yang lebarnya 22 MHz. Saluran 1, misalnya, bekerja dari frekuensi 2,401 GHz sampai 2,432 GHz (2,412 GHz ± 11 MHz); saluran 2 bekerja dari 2,406 sampai 2,429 GHz (2.417 ± 11 MHz), dan seterusnya. Berikut visualisasinya.
dsss
Kita dapat melihat bahwa saluran 1 dan 2 bertumpang tindih (overlap) dengan suatu besaran yang signifikan. Pemakaian sistem DSSS dengan saluran-saluran yang bertumpang-tindih (overlapping channel) akan menimbulkan interferensi antar-sistem tersebut. Jika kita melihat gambar di atas maka terdapat jarak 5 Mhz dari masing-masing frekuensi sentral (mis. saluran 1 f-sentral = 2,412 GHz sedangkan saluran 2 f-sentral = 2,417 dan seterusnya). Maka dengan demikian saluran-saluran hanya boleh ditempatkan pada lokasi yang sama dan yang terpisah satu sama lain yaitu saluran 1, 6 dan 11 tidak bertumpang-tindih; saluran 2 dan 7 tidak bertumpang-tindih, dan seterusnya.

0 komentar:

Silahkan jika anda yang ingin komentar, namun tolong gunakan bahasa yang sopan.